Senin, 25 November 2013

Eun Sang hampir membanting gelas minum di hadapan Tan yang duduk dengan santainya. Apa Tan benar-benar pergi dari rumah? Tan merasa tak bisa berbuat apa-apa karena diusir. Tapi Eun Sang berkata kalau orang tua seperti itu, tandanya kita sebagai anak harus berlutut dan minta maaf.
Tapi Tan tetap keras kepala, “Aku tak melakukan kesalahan apapun! Berikan aku minum, aku haus. Nanti kau akan membayarnya.”

Eun Sang tetap menolak, “Kalau air putih gratis. Minum air putih saja.” Tan mengerang, mendengar penolakan Eun Sang. Tapi Eun Sang punya alasan sendiri. Setelah Tan keluar tanpa dompet dan kartu kredit, Tan hanya bertahan paling lama satu minggu. Setelah itu apa yang akan Tan lakukan? Tan bertekad akan menghasilkan uang hingga kaya.
“Dengan apa?” tanya Eun Sang skeptis.
“Aku akan belajar keras dan menjadi sukses,” kata Tan yakin.
Tapi Eun Sang tak percaya. Lebih baik Tan mencoba menjadi K-pop Star saja. Tan tak mau, ia tak bisa menyanyi, membuat Eun Sang menyalak, “Kau kan tidak pintar!”
“Hei!!” bentak Tan kesal. Tapi tahu kalau ucapan Eun Sang benar, ia juga hanya bisa membantah sampai itu saja. Ia akhirnya minum air putih banyak-banyak. Setelah itu ia minta nomor telepon Hyo Sin karena ia akan pinjam uang dari temannya itu.
“Apa hanya itu pikiranmu? Kau mau pinjam dengan jaminan apa? Livermu?” ejek Eun Sang. Tan juga meminta nomor telepon Chan Young juga Bo Na. Eun Sang menutup mulutnya dengan pertanyaan,”Bagaimana kalau Young Do saja?”
Haha.. Tan bener-bener sebel mendengarnya. Ia menyuruh Eun Sang menelepon sekarang. Ia pasti bayar pulsa teleponnya.
Dan ini nih versi lain dari Mama minta pulsa. Tan mengumpulkan teman-temannya dan dengan senyum manis bertanya, “Siapa yang mau menampungku agar aku bisa tidur?” Semua diam. Tan melanjutkan,”Siapa yang mau memberi tumpangan besok?” Semua tetap diam. Tan semakin frustasi, “Kalau begitu, siapa yang mau mentraktirku makan?”
Myung Soo berdiri, membuat harapan Tan naik. Tapi ia ternyata hanya berdiri untuk mengelus-elus boneka yang dipegangnya. Ha. Chan Young pura-pura membaca buku saat Tan menanyai dimana Bo Na. Tan benar-benar frustasi melihat semuanya tak mau mengulurkan tangan membantunya.
Bo Na akhirnya muncul, namun segera berbalik saat melihat Chan Young. Chan Young memanggil Bo Na dan menyuruhnya untuk tinggal. Ia yang akan pergi. Melihat dinginnya mereka berdua, Myung Soo bertanya apakah mereka masih bertengkar? Tan yang menjawab, “Hei! Aku ini diusir dari rumah. Berilah sedikit perhatian padaku!”
Hhh… bener-bener caper nih si Tan.
Tapi akhirnya semua memang benar-benar memperhatikan Tan dan bertanya alasan Tan diusir. Tan tak bisa menceritakan alasannya, tapi ia cerita ending-nya, “Ayahku marah, ibuku menangis dan aku ditampar.”
Semua kaget mendengarnya. Hyo Sin akhirnya menawarkan Tan agar bisa tidur di rumahnya. Tapi Tan menolak. Ibu Hyo Sin menakutkan. Hyo Sin setuju, “Ibuku memang menakutkan. Aku iri denganmu yang bisa ditendang keluar rumah.”
Tapi ibu Hyo Sin memang menakutkan. Hyo Sin yang sebelumnya menghubungi Hyun Joo (Jika A lebih kecil dari 0 dan B adalah bilangan normal, kamu ada di mana? | Hyun Joo : Jawabannya salah), buru-buru mematikan tabletnya saat ibunya muncul.
Ibu Hyo Sin sudah menyiapkan baju untuk interview ulang di universitas Hyo Sin besok yang sebelumnya Hyo Sin sengaja tak lakukan. Hyo Sin terkejut melihat ibunya yang Jaksa Umum melakukan segala cara agar ia bisa interview lagi bahkan membuat surat dokter segala.
Ia langsung meledak, “Bagaimana ibu bisa melakukan hal ini padaku? Sampai sejauh mana ibu akan melakukan ini? Apa aku benar-benar harus mati?”
“Apa kau pikir gertakanmu ini bisa mengubah semuanya?” tanya ibu Hyo Sin. “Ibu tak akan pernah membiarkanmu menyerah. Tak akan pernah.”
Nyonya Han menemui Eun Sang di kafe. Setelah tahu kalau Eun Sang tidur di ruang karyawan di café itu, Nyonya Han memarahinya, “Kenapa kau benar-benar pergi hanya karena aku berkata seperti itu? Cuaca semakin hari semakin dingin dan aku tahu kau tak punya tempat untuk pergi. Apa aku akan merasa tenang setelah mengusirmu keluar? Apa aku akan merasa nyaman makan makanan yang dibuatkan ibumu? Apa kau ingin mengujiku?”
Aww… Bahkan Nyonya Han juga merasa sedih melihat kulit Eun Sang yang kusam. Nyonya Han berkata kalau Eun Sang pasti sudah mendengar tentang Tan yang diusir keluar dan ia menegaskan kalau itu adalah kesalahannya bukan kesalahan Eun Sang. Ia mendesak Eun Sang untuk memberitahu dimana Tan sekarang.
Eun Sang pun sebenarnya juga tak tahu. Tapi mendadak muncul Tan yang langsung dipukul oleh ibunya, membuat Tan berkomentar kalau ia selalu dipukul oleh wanita yang disayanginya. Ibu marah melihat Tan dan menyuruhnya pulang ke rumah, takut Presdir Kim tahu hubungan Tan dan Eun Sang. Tapi Tan tak mau dan berkata ayahnya pasti sudah tahu karena ada mata-mata yang mengikutinya.
Ucapan Tan itu malah membuat Nyonya Han (juga Eun Sang) khawatir. Ibu menyuruh Tan untuk segera masuk ke dalam mobil, tapi Tan tetap tak mau dan meminta Eun Sang untuk membantunya. Eun Sang pun memutuskan, “Saya akan ikut, Nyonya. Saya akan kembali ke rumah.”
Jawaban itu membuat Nyonya Han senang tapi membuat Tan kesal, “Hei, kau tak boleh pulang. Aku kan sudah pergi!”
“Karena itu aku harus pulang. Kau juga harus pulang,” pinta Eun Sang, membuat Nyonya Han lega dan memuji Eun Sang sebagai anak yang pintar. Nyonya Han langsung menggandeng Eun Sang dan berkata kalau Eun Sang adalah sanderanya mulai sekarang.
Hahaha… yang punya rumah siapa, yang tidur di rumah itu juga siapa. Tan mendengus tak percaya. Walau begitu ia tetap tak mau pulang namun minta jas agar ia tak kedinginan. Nyonya Han malah menyuruh Tan kedinginan terus saja sampai mati. Ah.. si ibu ini..
Tan malah nyengir, tak mempedulikan jas itu lagi. Ia minta ibu menjaga baik-baik pacarnya sebelum ia berlalu pergi. Nyonya Han yang malah khawatir dan buru-buru menyuruh Eun Sang mengambilkan jas dan handphone di mobil.
Aishh.. cengiran Tan semakin lebar saat menerima jas dan handphone itu dan memuji keduanya, “Kalian berdua sangat serasi. Aku akan menelepon.”
Nyonya Han heran, bagaimana mungkin Tan berani mempercayakan Eun Sang padanya.
Ha.. Karena Tan tahu kalau omma tak mungkin tega menjadi ibu tiri yang jahat.
Ibu Eun Sang yang kaget namun lega melihat Eun Sang kembali ke rumah bersama Nyonya Han. Eun Sang khawatir kalau Presdir Kim akan melakukan sesuatu pada ibunya. Tapi Ibu Eun Sang mengatakan kalau Presdir Kim tak pernah keluar dari ruang kerjanya setelah ia mengusir Tan dari rumah.
Won membuka pintu dan tak menyangka Tan ada di depan pintu dan minta ijin untuk tidur di kamarnya malam ini. Ia langsung membanting pintu tepat di depan hidung Tan. Namun kemudian ia membuka pintu itu lagi. Hehehe…
Tan makan malam dengan bahagia, walau melihat Won duduk di meja kerjanya masih dengan wajah dinginnya. Tapi ia tak peduli. Ia bercerita kalau ayah sudah menamparnya. Won menjawab pendek, kalau ia sudah tahu.
Tan heran pada ayah mereka. Kok bisa ayah mereka tak mengatakan apapun saat Won pindah keluar sedangkan ia diusir keluar tanpa sepeser uang sedikitpun. Ia pun menyimpulkan, “Itu pasti karena aku anak di luar nikah. Aku benar-benar merasa terluka.”
Won hanya diam mendengar kesimpulan Tan. Sekretaris Yoon meneleponnya dan melaporkan kalau 5% dari saham Nyonya Jung akan diberikan pada Tan. Won tak berniat menyembunyikan percakapannya itu, sehingga Tan tahu kalau mereka sedang membicarakan tentang saham yang akan dimiliki Tan.
Tan tertegun mendengar percakapan itu dan bertanya apakah Won dan Sekretaris Yoon sedang membicarakannya? Won menjawab sinis apa Tan benar-benar tak mengerti atau Tan hanya pura-pura? Won mengambil kartu kredit dari dompetnya dan melemparkan ke atas meja, “Kau buka kamar yang lain saja. Aku tak bisa tidur denganmu.”
Tapi Tan tak bisa membuka kamar satu lagi walau ia sudah memegang kartu kredit Won. Secarik kertas peringatanlah yang membuat staf hotel tak berani memberikan kamar pada Tan.
Hahaha…. Tan tak percaya melihat gambar seorang pria dengan nama ‘Kim Tan’ dan di pojok tertulis ‘kekeke’ ada di sana. Ia mencoba mendebat, “Apa aku kelihatan seperti ini?”
“Memang kau pikir tampangmu seperti apa?” Young Do tiba-tiba muncul dari belakang. Hahaha.. Ternyata Young Do melihat Tan sebelumnya saat berjalan di lift. Tan kesal, mengapa ia diperlakukan seperti ini. Apa di hotel ini tak ada aturannya? Apa alasan Young Do melakukan hal ini? Maka Young Do berkata,
“Pertama, karena kau Kim Tan. Kedua, karena kau Kim Tan. Ketiga, karena kauadalah Kim Tan. Keempat, karena kau membuat motorku diderek. Kelima.. karena kau yang melanggar aturan lebih dulu.”
Astaga.. anak dua ini..
Young Do mengolok Tan untuk kembali lagi ke kamar Won, “Perseteruan membuat keluarga bersatu kembali.” Tapi Tan malah tersenyum mendapat olokan itu, “Aku sebenarnya tak ingin mengatakannya, tapi.. aku berterima kasih padamu.”
Tan meninggalkan Young Do dengan gembira. Hanya Young Do yang ditinggalkan merasa bingung. Sebenarnya yang ia lakukan ini menguntungkan atau merugikannya, ya?
Dan yang sebenarnya terjadi Young Do memang malah membantu Tan. Karena untuk pertama kalinya Tan bisa tidur sekamar dengan Won. Tapi Tan merasa sedikit kecewa karena Won langsung tidur, “Ada banyak yang aku ingin tanyakan padamu. Ada banyak yang ingin aku ceritakan padamu. Tapi kau tidur terlalu cepat.”
Walau sebenarnya Won mendengar ucapan Tan karena ia belum tidur.
Tan senang dan berterima kasih saat Won mengantarkannya ke sekolah. Ia mencoba peruntungannya dengan meminta Won menjemputnya. Tapi melihat tatapan Won yang dingin, Tan tahu kalau ia meminta terlalu banyak. Ia tersenyum dan mengucapkan selamat tinggal.
Setelah keluar dari mobil, sekali lagi ia melambaikan tangan pada kakaknya seperti anak kecil yang melambaikan tangan pada ibunya. Walau setelah itu, ia menghela nafas dan berwajah muram.
Sebelum pergi, Won melihat sekelebat sosok Hyun Joo yang memasuki halaman sekolah. Reflek, ia hendak membuka pintu tapi ia teringat posisinya sekarang dan mengurungkan niatnya.
Sebagai guru baru, Hyun Joo menerapkan aturan sendiri. Ia tahu kalau murid-murid Jeguk melakukan diskriminasi berdasarkan kekayaan. Maka ia juga akan melakukan diskriminasi berdasarkan nilai. Ia menunjuk Young Do, “Kau yang ada di ujung, yang sedang mengangkat alis. Turunkan alismu, juga turunkan handphone yang kau pegang.”
Young Do akhirnya menatap Hyun Joo karena hanya ialah yang sedang memegang handphone. Murid-murid lain tertawa geli.
Hyun Joo bertanya siapa anak yang paling pintar dan semua menunjuk pada Chan Young. Maka Hyun Joo berkata, “Ada dua jenis murid di kelas ini. Yoon Chan Young dan kalian semua yang ada di ruangan ini.”
Tan mengenali Hyun Joo sebagai gadis yang keluar dari rumahnya sambil menangis.
Sekretaris Yoon datang memenuhi panggilan Presdir Kim yang sedang bersama dengan Nyonya Jung. Mata-mata Presdir Kim keluar ruangan dan Presdir Kim bertanya apakah Sekretaris Yoon pernah melihat orang itu? Sekretaris Yoon mengiyakan, walau ia belum sempat bertanya apakah mata-mata itu punya fotonya atau tidak.
Presdir Kim yang mengiyakan bahkan meminta sekretarisnya untuk menghentikan CLBK yang sedang Sekretaris Yoon lakukan . Sekretaris Yoon mencoba menyembunyikan rasa terkejutnya.  Tapi Presdir Kim tak memanggil Sekretaris Yoon untuk itu. Ia menyuruh Sekretaris Yoon untuk menghentikan transfer saham pada Tan untuk sementara waktu.
Ia tahu yang sekarang menjadi masalah adalah Esther Lee dan ia bisa membaca rencana Esther. Esther pasti segera akan mulai membeli saham mereka, bahkan mulai menghubungi para pemegang saham untuk melakukan transaksi di luar bursa. Maka ia menyuruh Sekretaris Yoon untuk membeli semua saham yang dijual dan ia berani membayar lebih mahal.
Pada Nyonya Jung, ia meminta agar istrinya itu menemui Esther untuk mengubah pendiriannya. Presdir Kim juga menyuruh Sekretaris Yoon untuk mengirim Eun Sang untuk belajar keluar negeri, “Menyekolahkannya ke SMA Jeguk tak ada gunanya. Aku tak memperhitungkan faktor usia mereka.”
Eun Sang senang melihat Tan muncul. Tan melihat tadi Eun Sang datang terlambat. Eun Sang mengaku kalau ia ketiduran, “Aku benar-benar tidur nyenyak kemarin malam.”
Tan tak percaya Eun Sang menyombongkan hal itu, “Bagaimana mungkin kau bisa tidur di sana tanpaku.” Cieee… kaya sekamar aja. Padahal yang satu di mana yang satunya juga dimana. Tan bercerita kalau ia tidur sekamar dengan Won. Eun Sang mengangguk-angguk, tapi anggukannya berhenti saat Tan melanjutkan, “Kami ngobrol, kami makan enak bersama-sama.”
“Kedengarannya bohong,” tuduh Eun Sang dan meminta Tan untuk kembali ke rumah saja. “Tak bisakah kau memberontak di dalam rumah?”
“Apa ibuku membayarmu?” tanya Tan kesal. Tapi memikirkan ibunya membuat Tan bertanya tentang keadaan ibunya. Apakah ibunya masih minum anggur malam kemarin?
“Apa kau ingin membuatku menjadi mata-mata sekarang?”balas Eun Sang. Ia pun mengambil donat di atas meja dan menawari Tan, “Kau mau?”
“Ya,” jawab Tan cepat dan ia langsung melahap donat yang akan masuk ke mulut Eun Sang, membuat Eun Sang terbelalak.
Hheeee… Tan mengunyah donat itu dan matanya tersenyum sekaligus menantang Eun Sang. Sejenak terpaku, akhirnya Eun Sang sadar dan langsung memukul tangan Tan dengan keras. 
Melihat Tan hendak mengerang, Eun Sang mengancam, “Jangan merengek!”
Tan berdalih kalau perkembangan hubungan mereka itu lambat sekali. Tapi tidak menurut Eun Sang, “Kok bisa kau bilang lambat? Kita tak hanya pegangan tangan saja, tapi kita..” Eun Sang terbelalak, menyadari arah pembicaraannya yang menjurus.
Tapi Tan sudah mendengar hal itu dan bertanya menggoda, “Jadi kita sudah boleh bicara mengenai hal itu sekarang?
Eun Sang langsung berdiri dan berkata kalau semua itu ada urutannya. Walau pipinya memanas, Eun Sang berkata kalau ia harus pergi ke ruang broadcasting untuk menggantikan Hyo Sin yang hari ini tak masuk.
Hyo Sin ternyata menuruti permintaan ibunya untuk interview. Walau ia menjawab pertanyaan dengan malas, memberitahukan kalau ia tak pernah melamar di jurusan ini. Dan pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan membuat ia merasa terjepit hingga pandangannya kabur.
Tan mencoba menghubungi Hyo Sin tapi tak diangkat. Malah Nyonya Jung yang menelepon untuk memarahi Tan yang bertindak seenaknya, mengungkap rahasia yang sudah ia dan Presdir Kim jaga selama 18 tahun ini.
Paman Tan dan anak-anak mereka masih memperkarakan Presdir Kim di pengadilan. Jadi bagaimana jika mereka tahu kalau Tan adalah anak di luar nikah? “Mereka akan kembali lagi dan akan terjadi perang yang lain. Kau masih SMA. Kakakmu baru 3 tahun menjadi CEO dan akan terjadi perang di antara kalian. Apa yang akan kau lakukan sekarang?”
Tan diam mendengar semua scenario yang akan terjadi karena pengakuannya. Dan ia kembali termenung di ruang golf, padahal ia tak ikut ekskul Golf. Pada Myung Soo ia mengaku kalau ia duduk di sini karena ini adalah satu-satunya tempat yang tak mungkin didatangi Eun Sang, karena ia tak ingin Eun Sang melihat wajahnya yang seperti ini.
Myung Soo memperhatikan wajah Tan dan bertanya apa yang tak boleh dilihat Eun Sang? Tan menjawab muram, “Melihatku menghitung rintangan yang harus kami hadapi.”
Bosnya memberitahu Eun Sang kalau kafe ditutup selama dua jam. Bosnya pergi meninggalkannya kebingungan apalagi saat bosnya mengatakan kalau ia iri pada Eun Sang. Tapi Eun Sang patuh pada perintah bos dan saat Young Do muncul, ia menyuruh Young Do untuk kembali 2 jam lagi karena kafe sedang tutup.
Young Do, yang tumben rapi memakai kemeja di balik jaketnya, tersenyum dan berkata kalau ia yang memesan kafe ini selama 2 jam. Ia bahkan membalik tulisan buka menjadi tutup dan duduk dengan santai, “Karena kau tak mau menjawab teleponku. Kau tak mau makan mie denganku. Kau selalu menghindariku. Jadi aku harus membayar untuk melihat wajahmu lagi.”
“Karena itukah kau memesan kafe ini selama dua jam?”
“Apa kau mau mencatat pesananku sekarang?” tanya Young Do. Tapi Eun Sang menolak karena di sini orang datang ke konter untuk memesan. Young Do tak peduli dan meminta Eun Sang untuk membuat dua gelas minuman yang paling mudah dibuat dan tambahan, “Jangan meludahi minuman itu, ya.”
Ha.. Eun Sang hanya bisa menghela nafas menghadapi Young Do. Tapi ia tetap menyajikan minuman untuk Young Do dan menyibukkan diri dengan semua pekerjaan di dalam kafe membuat Young Do mati gaya. 
Dengan canggung Young Do membuka percakapan, meminta Eun Sang duduk dan berhenti bekerja. Tapi seolah tak mendengar orang bicara, Eun Sang terus bekerja, membuat Young Do kesal.
Akhirnya Young Do menuangkan minuman ke lantai yang baru saja Eun Sang pel, membuat Eun Sang akhirnya membentak Young Do. Tapi Young Do tersenyum karena akhirnya Eun Sang melihatnya dan berkata kalau ia akan menumpahkan sisanya jika Eun Sang tak mau duduk.
Eun Sang duduk dan tanpa basa-basi bertanya apa yang Young Do inginkan darinya. Young Do terdiam, nampak kecewa mendapat tanggapan yang dingin dari Eun Sang. Ia akhirnya berkata, “Aku ingin kau mengangkat teleponmu. Aku ingin kau bicara padaku saat aku bicara padamu. Sapalah aku saat kau melihatku.“
Eun Sang menyadari apa maksud Young Do selama ini dan mengapa Young Do tak membuka rahasianya. Ia minta maaf karena terus menghindari Young Do,”Namun hanya satu yang bisa aku lakukan padamu. Yaitu menolakmu. Maafkan aku.”
Young Do menatap Eun Sang nanar, tak tahu harus menjawab apa. Ia bergumam kalau ia sekarang benar-benar ditolak. Dan ia bertanya, “Apakah aku bisa balas dendam?”
“Aku harap kau tak melakukan hal itu,” jawab Eun Sang pasrah. “Tapi jika hanya itu yang bisa kau lakukan, maka lakukanlah. Aku harus bisa menerimanya karena aku telah menolakmu.”
Tapi Young Do tak bisa membalas pada Eun Sang langsung, karena itu berarti akan melukai hatinya sendiri, “Karena itulah aku akan membalas pada orang-orang di sekitarmu.”
Di perpustakaan, Young Do duduk di kursi yang biasanya diduduki Eun Sang dan bersedih. Penolakan Eun Sang terus terngiang di telinganya. Dan akhirnya ia memutuskan sesuatu.
Tan membuka lokernya dan melihat kalau jas sekolahnya sudah bersih tanpa noda. Dari pengeras suara terdengar suara Young Do yang ingin bercerita tentang sesuatu yang menarik. Tentang putra kedua Grup Jeguk, Kim Tan.
Sepertinya Tan tak mencoba untuk menghentikan Young Do karena Tan tetap berjalan dengan perlahan, walau telinganya terus terpasang untuk mendengar suara Young Do.
Namun berbeda dengan Eun Sang yang berlari menuju ruang broadcasting, sementara suara Young Do mengumumkan akan memberikan waktu 1 menit sebelum mengungkapkan rahasia itu.
Untuk mengisi waktu satu menit itu, Young Do memberi satu quote menarik pada para pendengar, “Musuhmu bukanlah orang yang mengacungkan pedang kepadamu, tapi musuhmu adalah orang yang berdiri di sampingmu dengan pisau yang tersimpan di belakang punggungnya.”
Young Do terus bicara hingga akhirnya Eun Sang muncul dan mematikan volume. Eun Sang mengatakan kalau Young Do akan mendapat hukuman karena hal ini. Tapi Young Do tak peduli dan malah seakan mengolok, ia bertanya apa Eun Sang memang melompat ke dalam api demi Kim Tan? “Apakah hubungan kalian ini adalah untuk saling bergantung satu sama lain?”
Eun Sang menyuruh Young Do diam dan menariknya keluar. Tapi Young Do malah ganti mencengkeram Eun Sang, menghentikannya. Eun Sang marah, “Beginikah caramu untuk balas dendam? Lepaskan aku.”
“Tidak. Aku akan melepaskannya segera, tapi aku tak akan melepaskannya sekarang,” jawab Young Do. “Aku melalui semua masalah hanya untuk satu kesempatan ini saja. Jadi bertahanlah denganku.”
 “Hentikan sekarang, Young Do-ah..” pinta Eun Sang.
Young Do mendorong Eun Sang ke dinding dan meminta, “Jangan memanggilku seperti itu.”
Tan akhirnya muncul, namun begitu melihat kalau Eun Sang ada di dalam bersama Young Do, Tan segera membuka pintu. Tapi Young Do lebih cepat dan mengunci pintunya. Tan marah dan menendang pintu berkali-kali sekuat tenaga, menyuruh Young Do untuk membuka pintu.
Tak mempedulikan Tan, Young Do mengingatkan Eun Sang pada apa yang ia katakan di kafe, “Saat aku berkata kalau aku akan melukai semua orang kecuali dirimu, Kim Tan adalah satu diantaranya. Dan aku juga.”
Komentar :

Kasihan Young Do. Yang ia inginkan hanya perhatian dari Eun Sang. Ia hanya ingin teleponnya dijawab oleh Eun Sang, bercakap-cakap dengan Eun Sang dan disapa Eun Sang.
Kalau dipikir-pikir, sebenarnya siapa sahabat Young Do? Myung Soo? Myung Soo bersahabat pada siapa saja.
Bo Na? Hyo Sin? Chan Young? Rachel? Kok kayanya mereka susah untuk masuk kategori sahabat Young Do.
Sepertinya sahabat Young Do yang sebenarnya ya memang Tan, sebelum persahabatan mereka hancur.
Saya masih belum mengerti apa tujuan Young Do waktu mem-booking café selama 2 jam itu. Meminta Eun Sang menjadi pacarnya? Atau meminta Eun Sang menjadi temannya? Saya sih merasa kalau Young Do ingin hanya ngobrol dengan Eun Sang.
Tapi apapun itu, Eun Sang langsung mengasumsikan kalau Young Do mau nembak dia, maka ia langsung menolaknya. Poor Young Do.
Membicarakan tentang perusahaan Jeguk, Presdir Kim ini memang ahli. Dengan kejadian pengakuan Tan kemarin, ia tahu Esther marah padanya. Dan saat Esther mengatakan kalau ia yang akan menghubungi Presdir Kim untuk memutuskan tanggal pernikahan, ia tahu kalau Esther sedang menunggu saat yang tepat untuk memutuskan pertunangan itu.
Dari situ, Presdir Kim dapat membaca langkah Esther. Untuk membuat harga saham melonjak naik. Esther akan membeli saham-saham yang di luar, membuat ia memegang saham dengan prosentase yang lebih besar. Esther menciptakan suasana seolah-olah ada hal baik di grup Jeguk (karena ia adalah orang dalam sehingga pasti tahu jika ada sesuatu yang membuat nilai perusahaan naik), sehingga orang akan mengikuti langkahnya, dan ikut membeli saham dan harga akan meroket naik.
Setelah harga tinggi, ia menjual sahamnya, dan saat itulah ia akan memutuskan pertunangan dan mungkin status Kim Tan juga akan tersebar. Saham Jeguk akan jatuh, dan ia semakin kaya. Seperti itulah rencana Esther, dalam pikiran Presdir Kim. (dugaan saya tentunya)
Oleh karena itu, Presdir Kim mencoba menghalangi niat Esther dengan : 1. Melawan frontal : Membeli semua saham yang mungkin akan dibeli Esther, sehingga harga saham walau semakin tinggi, tapi menjadi miliknya. Jika Esther menjatuhkan dengan menjual semua sahamnya, maka saham Jeguk tak akan terpengaruh. 2. Tak akan terjadi pertempuran antara dia dan Esther : Presdir Kim masih mencoba merangkul Esther ke kubunya dengan mengutus Nyonya Jung untuk membujuk Esther.
Walau masih ada kemungkinan ketiga, yaitu jika Esther memberi tahu calon suaminya, Presdir Choi tentang status Tan. Mungkin mereka akan membeli saham jauh lebih banyak, dan jika saham Esther dan Presdir Choi digabung, membuat pertempuran akan semakin bahaya. Tapi saat itulah mungkin Presdir Kim akan menggunakan Sekretaris Yoon sebagai kartu As-nya.