Ihsan Magazine - meski belum jadi trending topic di twitter,tapi di kaskus dan media online lainnya topik yang akan saya bahas ini paling sering disorot dengan lampu tembak,seperti yang kita ketahui gunung padang dan gunung sadahurip adalah gunung yang menyimpan sejuta misteri.
Tim Katastrofik Purba, yang dibentuk Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, menyatakan telah melakukan uji pertanggalan karbon radioaktif pada lapisan tanah di permukaan gunung dan mendapati bronjong tubuh pyramid yang diyakini berumur sangat tua, hingga 7.000 tahun silam lebih.
Ini seakan menguatkan adanya Piramida di dalam gunung sadahurip
sekilas kita bermigrasi ke padang sebentar :
Menariknya, bangunan tersebut telah menggunakan teknologi yang mampu meredam gempa.
"Jika mungkin ada piramida, apa bedanya dengan situs sejarah Borobudur?"
Tim Katastrofik Purba, yang dibentuk Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, menyatakan telah melakukan uji pertanggalan karbon radioaktif pada lapisan tanah di permukaan gunung dan mendapati bronjong tubuh pyramid yang diyakini berumur sangat tua, hingga 7.000 tahun silam lebih.
Ini seakan menguatkan adanya Piramida di dalam gunung sadahurip
sekilas kita bermigrasi ke padang sebentar :
Ditengah keragu-raguan sejumlah kalangan terhadap kemungkinan bahwa Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat adalah bangunan buatan manusia yang tertimbun oleh lapisan tanah, Tim Katasropik Purba telah meneliti lebih jauh. Hasil pengeboran terhadap gunung tersebut bahkan telah berhasil menemukan bangunan dan ruang-ruang dalam piramida tersebut.
Temuan tersebut merupakan hasil pengeboran yang dilakukan Tim Katastropik Purba beberapa waktu lalu. Politikindonesia.com beruntung ikut menyaksikan langsung pengeboran di Gunung Padang tersebut.
Dari hasil pengeboran dibeberapa titik lokasi yang terpangpang dalam geolistrik yang dilakukan sebelumnya terbukti dalam pengeboran. Hasil Geolistrik yang diduga lorong-lorong ternyata cocok dengan hasil pengeboran. Di salah satu teras yang digali sampai 26 meter, Tim Katastropik menemukan lorong-lorong tersebut berisi pasir halus yang merupakan hasil proses ayakan.
Keyakinan akan adanya piramida di Gunung Padang tersebut semakin tidak terbantahkan, dengan ditemukannya atap piramida Gunung Padang. Atap tersebut ditemukan melalui metode Coring.
Dengan penemuan ini, sulit untuk dibantah bahwa Gunung Padang yang selama ini dianggap sebagai situs megalitikum terbesar dfi Asia Tenggara ternyata di bawah lapisan tanahnya ada bangunan berbentuk piramida raksasa.
Menariknya, bangunan tersebut telah menggunakan teknologi yang mampu meredam gempa.
tapi seakan beda haluan ini komeng dari orang-orang terkenalnya :
Menurut Gusti/guru besar Universitas Lambung Mangkurat, seharusnya isu mengenai adanya piramida di dalam Gunung Sadanhurip, Garut jangan terlalu dibesarkan.
"Jika mungkin ada piramida, apa bedanya dengan situs sejarah Borobudur?"
Deputi IV bidang Relevansi dan Produktivitas IPTEK Teguh Rahardjo pun mengaskan hal yang sama dengan Menegristek.
"Kalau adanya piramida di dalam Gunung Sadanhurip kemungkinan jauh ya. Tapi kalau bangunan situs bersejarah mungkin masuk akal. Dan, untuk memastikan hal itu nanti, kita akan mengirim tim untuk mengumpulkan data. Bahkan, kalau diperlukan kita akan menghubungi teman-teman di BATAN untuk memastikannya. Kemungkinan BATAN memiliki alat yang dapat mendeteksi ada atau tidaknya piramida di dalam Gunung Sadanhurip,” kata Teguh
"Kalau adanya piramida di dalam Gunung Sadanhurip kemungkinan jauh ya. Tapi kalau bangunan situs bersejarah mungkin masuk akal. Dan, untuk memastikan hal itu nanti, kita akan mengirim tim untuk mengumpulkan data. Bahkan, kalau diperlukan kita akan menghubungi teman-teman di BATAN untuk memastikannya. Kemungkinan BATAN memiliki alat yang dapat mendeteksi ada atau tidaknya piramida di dalam Gunung Sadanhurip,” kata Teguh
Penemuan di situs Sadahurip dan Padang diklaim sebagian temuan Tim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief. Tim beranggota sembilan orang dari berbagai disiplin ilmu, seperti geologi, geofisika, paleotsunami (ilmu tsunami purba), paleosedimentasi, geodinamika, arkeolog, filolog (ahli naskah kuno), dan antropolog.
Tim ini juga meneliti beberapa situs di tempat lain. Tujuannya untuk memahami apa ada kejadian alam hebat sehingga menghancurkan peradaban manusia waktu itu. Penelitian akan dilanjutkan 2,5 tahun ke depan melalui pendekatan riset, survei, manuskrip kuno, dan lain-lain.
nah sekarang,bagaimanakah menurut anda?komeng saja disini